jadihappy.com Kisah Religi Kisah Pemilik Kambing dan Pemilik Kebun

Kisah Pemilik Kambing dan Pemilik Kebun

Menemui Nabi Daud

Kemudian keduanya berangkat menuju istana Nabi Daud, tampak di sana Nabi Daud dan Sulaiman sedang bercengkrama. Pada saat itu Sulaiman masih sangat muda dan belum di angkat menjadi nabi oleh Allah.

“Wahai tuan-tuan berdua, apakah gerangan yang menyebabkan kalian datang ke istanaku sepagi ini?”.

“Wahai baginda raja, kejadiannya tepay tadi malam kambing-kambing milik Tuan ini telah merusak kebun anggur milikku. Tidak hanya itu, kambing kambing Tuan ini juga memakan buahnya.  Akibatnya, keluarga kami gagal panen hari ini”.

“Benarkah yang di katakan Tuan pemilik kebun itu wahai tuan pemilik kambing?”

“Benar wahai baginda raja, ini adalah pertama kali terjadi, biasanya kambing-kambing saya tidak pernah mencari makan di kebun orang”.

“Saya telah meminta ganti atas kerugian yang saya alami, tetapi tuan ini masih merasa keberatan”.

“Akhirnya kami berdua memutuskan untuk menemui baginda Raja, Kami percaya bsginda dapat berlaku adil dalam menyikapi persoalan ini”.

Nabi Daud mendengarkan penjelasan mereka berdua dengan seksama. Begitu juga dengan Sulaiman menyimak percakapan mereka sedari tadi.

“Setelah aku mendengarkan penjelasan kalian, aku putuskan tuan pemilik kambing harus memberikan kambing-kambingnya sebagai ganti rugi atas kerusakan kebun dan hasil panen Tuan ini”.

“Benarkan apa kataku tadi”.

Mendengar keputusan dari Nabi Daud si pemilik kambing merasa sangat sedih.

“Ya Allah, kambing-kambing ini adalah satu-satunya harta yang aku miliki, aku tidak mau kehilanganya”.

Solusi dari Sulaiman

“Hmmm… wahai Ayah, apakah aku boleh berpendapat mengenai persoalan ini?”.

“Silahkan wahai Sulaiman, katakan pendapatmu”.

“Menurutku, bagaimana kalau Tuan pemilik kambing ini mengganti atas kerugian tanaman yang rusak dengan tanaman yang baru sampai tiba pada saat panen berikutnya. Jadi kambing- kambing milik Tuan ini hanya di serahkan sementara ke tuan pemilik kebun. Nah sembari  menunggu, Tuan pemilik kebun di perbolehkan untuk mengambil manfaat dari rkambing kambing milik tuan ini, seperti susu dan bulunya.

Semua orang mendengarkan penjelasan Sulaiman dengan cermat, Nabi Daud pun tersenyum melihat kebijaksanaan anaknya. Beliau pun setuju dengan usulan Sulaiman.

“Ya aku setuju dengan usul itu. Engkau Sungguh cerdas dan bijaksana wahai anakku Sulaiman”

Seperti yang di sebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat 78 hingga 79.

“Dan ingatlah tentang kisah Nabi Daud dan Sulaiman ketika keduanya memberikan keputusan mengenai ladang. Karena ladang itu di rusak oleh kambing-kambing milik kaumnya.  Dan kami menyaksikan keputusan yang di berikan oleh mereka itu, maka kami memberikan kepada Sulaiman tentang hukum yang lebih tepat. Dan kepada masing-masing telah kami berikan hikmah dan ilmu”.

“Terima kasih wahai Ayah. Sesungguhnya semua ilmu yang aku miliki adalah karunia dari Allah SWT”.

“Subhanallah maha suci Allah”.

“Jadi keputusanku adalah seperti yang kalian berdua dengarkan dari Sulaiman barusan. Bagaimana tuan-tuan apakah kalian dapat menerimanya?”.

“Iya.. saya menerimanya  wahai Raja”

“Alhamdulillah, Terima kasih wahai raja dan Sulaiman”.

Demikianlah akhir kisah pemilik kambing dan pemilik kebun pada zaman Nabi Daud. Kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah tersebut. Diantaranya :

Pertama

Hendaklah kita membiasakan diri untuk selalu bersikap adil dalam menyikapi persoalan kehidupan. Sehingga tidak ada salah satupun pihak yang akan merasa di rugikan.

Kedua

Jangan mudah berbangga diri atas kelebihan ilmu yang di miliki.Seperti sikap Sulaiman yang selalu mengingat Allah, karena sesungguhnya semua ilmu yang kita miliki atas izin dari Allah SWT, bukan murni usaha kita sendiri.

Wallahualam Bissawab

97 Likes

Author: jadihappy

Tinggalkan Balasan